Kamis, 31 Mei 2012

Shahibu Baiti

Ya Rasulallah! Meski dengan perantara alunan music sederhana ini, aku mencoba belajar merangkum kembali cintaku kepadamu. Selain hanya secuil rasa percaya diri yang rapuh, sebenarnya tak ada kesucian dalam diriku, yang membuatku merasa pantas mengutarakan rasa cinta ini kepadamu. Prestasi keseharianku adalah dosa dan dosa. Puncak kematangan ilmuku adalah kebodohan yang begitu perih, yang membuat langkahku tak kunjung mendekat pada cintamu. Begitu tinggi jenjang pendidikan yang aku tempuh, namun semuanya semakin menguakkan betapa tebal ketidakmengertianku tentang diriku sendiri. Ya Rasulallah! Engkaulah imam para nabi, yang menegakkan tidak hanya agama, melainkan juga cinta. Tuhan menanamkan keistimewaan pada wajahmu, sehingga engkau lebih terang dari purnama. Tuhan meminjamkan kelembutannya pada jiwamu, sehingga engkau tak pernah menanam dendam pada siapa pun saja, termasuk mereka yang memusuhimu. Ya Rasulallah! Gemetar hatiku menanti hari perhitungan-Nya, yang tak sebutir debupun dari kesalahanku yang tak akan luput dari pertanyaan-Nya. Sementara sebagai umatmu, aku berada pada barisan terakhir yang mencintaimu. Aku senantiasa menjadi masbuk dari tegaknya shaf-shaf kebenaran yang engkau jalankan. Apakah engkau bersedia menawar nasibku kelak, wahai Nabi? Ketika Tuhan memutuskan untuk melemparku ke dalam gejolak api neraka? Aku tak memiliki apa-apa, yang dapat kubanggakan sebagai umatmu dan hamba-Nya. Maka di tengah makin nyinyirnya hidup yang kujalani ini, wahai Rasul, ijinkan aku mengutarakan rasa cintaku ini kepadamu. Meski aku sendiri tahu, betapa akan selalu samar suaraku di pendengaranmu walau berkali-kali kuteriakkan namamu. Hari demi hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar